Wednesday, March 23, 2011

My Limit

Hai Ym.. Hmm, thanks for being my good listener.. Awalnya aku ingin menyimpan semua sendiri, namun ternyata benar2 sudah sampai batas limit ku.. Terlebih dengan kejadian terakhir, membuat ku sesak sejadi-jadinya.. Huufffttt.. *Thx Lord, I have u there.. :)

Hmm, Dunno what to do anymore, DAD.. My heart really cannot hold it anymore.. It's really hurt me damn much!! Mengingat dia memilih untuk pergi meninggalkan hal2 yang menjadi tanggung jawabnya.. Benar2 membuat ku ingin membunuhnya, bersyukur tidak kubunuh.. Kalau tidak aku masuk penjara.. bzzzzzzz..

Aku masih mencoba untuk berpikir positif dari keputusan yang dia ambil.. Ku coba dan ku paksakan diriku untuk mempercayainya.. "Yah, kamu memutuskan dengan pertimbangan yang matang.. Kamu telah memutuskan dengan bijak".. Aku memaksa diriku untuk percaya.. Yah, kupaksa diriku!! Namun mau bagaimana??? Hati dan pikiranku tidak sejalan.. Aku sungguh tersiksa.. Yang lebih menyakitkan adalah tetap, ia tidak menganggap ku sama sekali.. Aku sama sekali tidak memintanya untuk menganggap ku sebagai pemimpin, namun setidaknya, paling minimal ia menganggap ku sebagai teman.. Bukan teman dekat, paling tidak, TEMAN KERJA!! Bahkan untuk ini pun, tidak.. Hmmmpppphhhh

Kembali berpikir bahwa ia tidak mempunyai keberanian untuk bertanya, sms atau apa-pun terlebih dahulu.. Kupaksakan diriku *lagi* untuk percaya kepadanya.. Namun, sekali lagi, hati dan pikiranku tidak sejalan.. Kedua hal ini bertengkar sedemikian hebat dalam diriku.. Oh, GOD!! I'm tired at all.. Andai saja, aku punya kebebasan untuk kuungkapkan semua ini.. Sayangnya, meski, kuungkapkan, semua perkataan dan rekonsiliasiku pun akan sia2.. Karena aku tetap tidak akan pernah mengetahui apa yang ia pikirkan, apa yang ia rasakan dan lain-lain.. Hubungan ini hanya tipuan belaka..

DAD, maafin aku.. Aku tahu dengan berlaku seperti ini, aku menyakiti hatiMu.. Tapi tolong ijinkan aku, untuk kali ini menyimpan ego ku.. Aku sungguh belum mau memaafkannya.. Sakit rasanya hati ku.. Sakit dibohongi.. Sakit karena tidak dianggap sama sekali.. Bahkan sangat sakit mengetahui im the second choice.. Kala aku mengusahakan yang terbaik baginya.. Rasanya semua yang kulakukan untuknya, tidak berarti apa2.. Perempuan itu memang segalanya baginya.. Yah, tidak dapat kupungkiri lagi.. Dalam hal ini, aku tidak mau berspekulasi lagi agar hatiku memilih untuk percaya padanya.. Tidak akan!!

DAD, kumohon, biarkan aku kali ini dengan semua rasa ini.. Aku lelah memaafkannya.. Aku lelah belajar menerimanya.. Belajar mengerti dan memahami dirinya.. Aku sungguh lelah.. Aku tahu DAD lebih lelah.. Tapiiiii.......................... Please DAD... I just wanna stop now.. Just wanna stop.. T,T

The glass's been broken unto pieces.. N each piece, just give a hurt..
Who'll fix it? Maybe its better just throw away into d dust bin..

Kepercayaan yang sungguh tiada arti baginya.. untuk apa dipertahankan.. Namun, sekali lagi aku dihadapkan pada pilihan yang tidak mengenakan. Pertumbuhannya adalah mengenai kepercayaanku padanya.. Dan aku MASIH memiliki tanggung jawab atas dirinya. Oh, Tuhan.. Aku mulai tawar hati dengan anak2 binaanku.. Aku mulai tawar hati dengan nya.. Huaaaaaaa!!!! Mampukan aku untuk survive.. Mampukan aku untuk tetap terlihat biasa kala bersamanya.. Mampukan aku Tuhan.. Aku tidak tahu sampai kapan kupakai topeng ini.. Hanya saja, aku memerlukan waktu untuk rekonsiliasi.. Pulihkan hati ku yang retak, BAPA.. Pulihkan aku.. T,T

No comments:

Post a Comment