Sunday, September 26, 2010

Need Just a Lil' Courage

Dear Daddy..
Hmm, aku sedang berada dalam kebingungan yang cukup membingungkan *walah..
Aku rindu dengan kedekatan kami dulu.. Meski saat ini, ia ada di sekitar ku, namun serasa ada benteng yang memisahkan.. Apakah benteng itu aku yang membangunnya? Entahlah.. Yang ku tahu, aku merasa sesak.. DAD, aku ingin bercerita seperti dulu.. Aku ingin bercanda selayaknya teman dekat.. Hmm, banyak hal yang ingin kulakukan.. Tapi kenapa benteng ini terasa begitu tinggi? Bapa, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus kuperbuat? Aku sungguh bingung dan aku super bingung..
Mau dibawa kemana hubungan ini? Apakah kedekatan ini hanya sementara? @,@ Orang yang dahulu dengan mudah bisa kuajak bicara.. Dengan mudah dapat kuajak bercanda.. Pribadi yang sesungguhnya mengerti aku.. Namun, apakah kedekatan ini harus berhenti seperti ini saja? Hanya karena pertanyaanku dan pernyataannya.. Bapa, kenapa selalu bentrok di masalah hubungan? Apakah aku belum lulus soal hubugan ini? Hubugan dengan orang-orang terdekat? Aku tak tahan saat orang-orang terdekat ku sedang melenceng.. Namun, saat ini aku hanya dapat terdiam melihatnya (entah benar atau tidak, hanya sekedar perasaan orang yang pernah dekat) sedikit melenceng..
Tuhan, apa yang sebenarnya harus aku lakukan? Aku mempercayainya.. Namun, sungguh aku tak mempercayai wanita tersebut!! Aku ingin berteriak.. Dan aku tak sanggup membayangkan hal yang terburuk bila memang ia sedang lengah soal hubungannya.. Ohh God!! what must i do?? I need a lil' courage to tell the truth.. Or i need a lil' courage to keep this relationship as usual? I dunno God.. Sekarang otak ku hanya dipenuhi oleh hal-hal ini.. Hmmmppphhhh!!!
Orang yang secara sukses membuatku khawatir.. Lord, Help me to controled my self.. Help me to controled my mind.. Help me Lord.. @,@

Friday, September 24, 2010

Untouchable?

My new bloggie.. ^^ Just want to write down my diary here.. Hoho.. Hmm, feel tired today.. Entah kenapa belakangan jadi cepat lelah seperti ini.. Lelah fisik, terutama hati dan pikiran.. Ada beberapa kejadian belakangan ini yang sedikit mengecilkan hati ku.. Sedikit? Mungkin banyak juga.. Entah lah.. Yang jelas aku merasa sangat buruk.. :'( Terutama tentang orang-orang sekitar ku.. (Mungkin) yang pernah dekat dengan ku..
Pemimpin ku.. Keluarga ku.. Anak LoPe ku.. Orang dari awal ku anggap adik, ternyata berpikiran bahwa aku mendekatinya karena memanfaatkannya.. Tapi yang paling membuat ku merasa sedih, terpuruk, adalah 2 pribadi terakhir.. Anak LoPe, yang kuusahakan yang terbaik untuknya, namun ternyata (mungkin) sulit untuk mempercayai ku.. Bahkan merasa sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku.. Apa aku melakukan hal yang salah? Jujur saja, aku sangat sedih dengan keadaan ini.. Bapa, apa yang harus kulakukan? Aku merasa semua yang kulakukan tidak berguna.. Sia-sia belaka..
Untuknya, kuusahakan yang terbaik. Aku mencoba berbagai cara agar aku bisa dekat dengannya. Namun ternyata cara-cara itu kurang (atau bahkan tidak) berhasil.. Aku yang biasanya tegas, dikenal tanpa perasaan, aku mencoba untuk benar-benar mengerti keadaannya. Tapi tetap saja, aku menjadi sosok yang (sangat) ditakuti olehnya.. Daaaddd, aku harus bagaimana? Hati ini ingin rasanya berteriak, menggantikan air mata yang terus mengalir.. Mengalir, mengalir tiada henti..
Aku hanya mengharapkan bahwa mereka (juga anak-anakku lainnya) dapat dengan mudahnya untuk bercerita padaku, sebagaimana orang-orang lain.. Mudah bercerita mengenai masalah mereka, tanpa berpikir bahwa aku adalah pemimpin Aku ingin menjadi teman yang mereka percayai. Namun, apakah kepercayaan mereka pada ku hanya sebatas kepercayaan pada pemimpin.. Really sad to know it, DAD,. Really really sad.. T,T
Anak, yang sangat kuusahakan agar ia 'terawat' dengan baik.. Namun, ternyata yang paling sulit percaya pada ku. Bahkan aku harus mendengar dan melihat dari orang lain mengenai keadaannya, baru ia ceritakan padaku.. Cerita-pun, karena diminta oleh pihak ketiga, bukan karena keinginan (atau kesadarannya) sendiri.. Dapat dikatakan, aku terluka.. DAD, apa yang harus kulakukan? Ingin rasanya aku menyerah.. Ingin rasanya aku lari sejauh mungkin!! Aku tak kuat.. Aku tak sanggup kalau harus menangis terus.. Ditambah aku harus sepenuhnya percaya pada mereka saat orang lain berusaha menjelek-jelekkan mereka dihadapanku. Huuaaaahhhhhh!!!! T,T
Bapa, Mampukan aku.. Mampukan akuuuu.. aku lelah.. Terlalu lelah untuk semua ini.. Ingin tenang.. Ingin damai.. Hmm, teach me to rest in You, DAD.. Untuk semua ini, ku serahkan padaMu saja.. Aku percaya kau tahu yang terbaik bagi kami.. ^^

Tuesday, September 7, 2010

Just Like That?

Tiada kusangka.. Sedemikian dangkal dia menilai ku.. Orang yang telah kuanggap adik sendiri, bahkan lebih dekat daripada adik kandungku.. Malah berpikir bahwa ia kujadikan asisten, orang yang dapat kusuruh-suruh. Huuuffftt.. Jadi untuk apa kedekatan ini? Untuk apa kebersamaan kami selama ini? Waktu-waktu kami lalui bersama, semua terasa sia-sia.. Semua terasa tak berguna. Tak ada artinya bagi dia.. Oh, God.. How comes? @,@
Ku akui belakangan aku berusaha sedemikian rupa agar tidak dekat dengan nya. Namun, itu semata-mata karena aku merasa hubungan ini timpang. Tapi rasanya, ini tidak cukup berarti baginya.. Bahkan dia tidak merasa kerenggangan ini sama sekali.. Yahh, lagi-lagi aku kecewa.. Tidak dapat kupungkiri, sakit rasanya.. Hmmmppphhh..
Ketimpangan ini kurasakan dari sharing-sharing kecil yang kami lakukan.. Yang sering kali terjadi adalah aku yang lebih aktif bercerita, meski sebenarnya aku berusaha memancingnya untuk bercerita. Bila ingin dia berceritapun, aku harus memancing dengan pertanyaan. Ohh, bukan sekedar pertanyaan. Namun, harus disertai penyudutan mungkin. Yeaah!! Sangat tidak imbang bukan? Huaaahh!!
Semua pertanyaan ini ku ajukan agar ia mau bercerita. Termasuk anak yang tertutup bahkan anak yang tidak mampu mengungkapkan perasaannya. Oleh karenanya, aku berusaha membantu.. Namun, ternyata kedekatan itu hanya dirasakan oleh ku. Bukan oleh kami.. Sangat tragis.. T,T
Namun, yang paling membuat ku tersiksa adalah hal-hal yang terjadi belakangan ini. Entah apa yang terjadi dengannya. Ingin bertanya, namun hati tak kuasa untuk menahan luka yang akan kuterima nantinya. Lagipula, aku sudah memutuskan untuk tidak mencampuri hubungan lawan jenisnya. Bukan karena apa-apa. Namun, aku kurang mempercayai diri ku sendiri.. Aku berusaha semampuku untuk menggunakan pendekatan-pendekatan yang nyaman baginya (dan orang lain tentunya). Tapi rasanya, usahaku dan daya juang ku terhenti seketika karena ungkapan adik ku : "Lu mah ga mau tahu apa-apa". What?? Hmm, Aku telah berusaha sedemikian rupa untuk memperhatikan keluarga ku. Namun, semua itu rasanya tiada guna. Bagi keluargaku, akan sangat berguna bila aku segera meninggalkan kegiatan religi ku. Yahh, ini yang berguna bagi mereka.. :((
Kalimat ini cukup membuat ku berhenti melangkah. Menjadi 'kakak' yang tidak mau tahu. Aku berusaha sebisa ku untuk menutup mata atas setiap hal yang ada dihadapanku. Sejujurnya ingin kutanyakan, ingin sekali.. Namun, aku tak punya cukup keberanian untuk bertanya bahkan percaya pada diriku, bahwa aku memang perduli..
Pernahkah merasakan hal seperti ini? Saat kamu berusaha sebisa mu, saat kamu telah mengurangi sebagian besar kesenanganmu.. Demi suatu tuntutan dari orang yang kamu kasihi, Namun ternyata mereka yang kamu kasihi, tidak menganggap berarti semua yang kamu lakukan. Itulah yang terjadi dengan ku dan keluarga ku.. Kuusahakan yang terbaik, namun semua hanya dipandang sebelah mata. Hmmpphh..
Demikian juga dengan keluarga rohani ku. Aku mengevaluasi diri ku sedemikian rupa.. Orang yang penuh ketegasan, tak kenal ampun, dan freak.. Itulah aku, dulu.. Saat ini, telah menjadi sosok yang berusaha mengerti, memperhatikan dan lain-lain.. Tapi ternyata semua ini tidak berarti banyak, sosok yang dulu tetap melekat di benak mereka. Meski mereka tahu, telah banyak perubahan...
Dan yah, terutama bagi 'adik' ku yang satu ini (mungkin).. Entahlah.. Baginya, hubungan ini tidak berarti apa-apa sama sekali.. Hmm, hal ini cukup menyesakkan bagiku.. T,T Apalagi melihatnya seperti dengan memasuki jurang maut, namun tiada usaha yang kulakukan.. Hanya melihat dan memantau. Aku tak tahu apakah ini benar atau tidak. Namun, apa daya ku? Apa aku harus mengusahakan suatu hubungan yang tidak ada artinya bagi pihak lainnya? Hanya aku yang begitu menganggap hubungan ini begitu berarti..
Seperti hal-hal yang telah terjadi sebelumnya. Bukankah selalu seperti ini? Hanya aku yang menganggap berharga dan berartinya hubungan itu bagiku.. Bagi mereka? Aku bukanlah siapa-siapa.. Menyedihkan sekali.. :'(
Yah, DAD.. Inilah kelemahan terbesar ku.. Sekaligus kekuatan ku.. Mampukan aku untuk melalui semua ini.. Menjadikan ku lebih bijak agar setiap harinya aku semakin serupa dengan Mu..

*Agak kacau rasanya tulisan ku kali ini.. tapi aku akan tetap membiarkan originalitasnya.. Tanpa Meng-edit nya :) hmmmm